kriwil

aldiantoro nugroho. opini dan semacamnya.
Fri 07 December 2018

Memilih teknologi untuk suatu Project

Pesatnya perkembangan bahasa pemrograman dan/atau framework sekarang ini tampaknya membuat para programmer semakin kesulitan memilih teknologi yang cocok untuk mengerjakan project mereka.

Kalau 10 tahun lalu mungkin cuma bingung mau pake CakePHP, Symfony, atau cukup pakai Smarty, sekarang pilihan sudah dimulai dari mau pakai paradigma apa. Kemudian bahasa apa. Lalu framework apa. Itu baru backend. Frontend begitu juga. Belum database-nya. Kalau dulu dalam 1-2 jam sudah bisa selesai setup projectnya, sekarang 2-3 jam baru selesai baca blogpost tentang komparasi performa antar bahasa/antar framework dari salah satu frontend/backend.

Saya pernah menjadi korban dari "kesibukan" model itu. Banyak post dan video yang saya tonton demi mendapatkan jawaban mana bahasa/framework yang paling "bagus". Kalau sudah urusan web, ujungnya pasti mana yang paling cepat. Semakin cepat semakin bagus. Yah, pada dasarnya itu benar sih. Tapi, menurut saya sebuah keputusan salah menentukan teknologi yang akan kita gunakan berdasarkan kecepatan mentah. Iya kalau kebetulan yang paling cepat itu sesuai dengan pilihan hati (...) kita. Kalau ternyata tidak?

Beberapa tahun terakhir ini, saya selalu memilih berdasarkan mana yang paling saya nikmati ketika menggunakannya. Biasanya saya mencoba membuat program pendek untuk merasakannya. Tentu, program yang pendek tidak bisa merepresentasikan keseluruhan pengalaman, tapi kesan pertama cukup buat saya. Saya tidak pernah peduli lagi dengan kecepatan dari sebuah bahasa/framework.

Kecuali tiba-tiba project yang saya kerjakan menjadi sangat populer seperti twitter/facebook, tidak penting buat saya apakah teknologi yang saya gunakan cuma bisa menangani 10 req/s atau bisa 1000 req/s. Buat apa juga aplikasi yang kita buat bisa menangani 100ribu req/s kalau tidak selesai karena kita gak menikmati mengerjakannya? :)

Jika ada komentar, silahkan hubungi saya di @kriwil.