kriwil

aldiantoro nugroho. opini dan semacamnya.

Calon Presiden

Lagi musim ngomongin calon presiden. Mungkin salah satu masa paling tidak menyenangkan untuk membaca lini masa media sosial. Kalau ada pendukung satu calon muncul, isinya kalau bukan kelebihan dari calon, ya kejelekan calon lawannya.

Saya sendiri tidak punya kecenderungan pada satu pihak. Dua-duanya terlihat baik. Dua-duanya punya niat baik memajukan Indonesia. Dan menurut saya, siapa pun yang terpilih, arah Indonesia akan tetap menuju perbaikan.

Kalau memang ada yang kurang baik dari masing-masing calon, itu manusiawi. Coba liat sekitar kita. Apakah kita sudah menjadi warga negara yang baik? Apakah kita sudah menaati peraturan yang ditetapkan pemerintah? Hal sesederhana buang sampah pada tempatnya, atau menaati semua rambu-rambu di jalan. Itu sudah belum?

Pemimpin yang baik akan muncul dari rakyat yang baik. Kalau ada pemimpin kita (bukan cuma presiden) yang mempunyai hal yang kurang baik, jangan-jangan karena kita masih melakukan hal yang sama.

Jadi, kalau memang kita ingin negara kita ini baik, sebaiknya kita memperbaiki diri terlebih dahulu. Banyak belajar, banyak membaca, banyak berusaha. Ketika kita sebagai masyarakat sudah menjadi masyarakat yang baik, maka tidak akan susah mencari orang-orang terbaik untuk dijadikan pemimpin.

Memilih teknologi untuk suatu Project

Pesatnya perkembangan bahasa pemrograman dan/atau framework sekarang ini tampaknya membuat para programmer semakin kesulitan memilih teknologi yang cocok untuk mengerjakan project mereka.

Kalau 10 tahun lalu mungkin cuma bingung mau pake CakePHP, Symfony, atau cukup pakai Smarty, sekarang pilihan sudah dimulai dari mau pakai paradigma apa. Kemudian bahasa apa. Lalu framework apa. Itu baru backend. Frontend begitu juga. Belum database-nya. Kalau dulu dalam 1-2 jam sudah bisa selesai setup projectnya, sekarang 2-3 jam baru selesai baca blogpost tentang komparasi performa antar bahasa/antar framework dari salah satu frontend/backend.

Saya pernah menjadi korban dari "kesibukan" model itu. Banyak post dan video yang saya tonton demi mendapatkan jawaban mana bahasa/framework yang paling "bagus". Kalau sudah urusan web, ujungnya pasti mana yang paling cepat. Semakin cepat semakin bagus. Yah, pada dasarnya itu benar sih. Tapi, menurut saya sebuah keputusan salah menentukan teknologi yang akan kita gunakan berdasarkan kecepatan mentah. Iya kalau kebetulan yang paling cepat itu sesuai dengan pilihan hati (...) kita. Kalau ternyata tidak?

Beberapa tahun terakhir ini, saya selalu memilih berdasarkan mana yang paling saya nikmati ketika menggunakannya. Biasanya saya mencoba membuat program pendek untuk merasakannya. Tentu, program yang pendek tidak bisa merepresentasikan keseluruhan pengalaman, tapi kesan pertama cukup buat saya. Saya tidak pernah peduli lagi dengan kecepatan dari sebuah bahasa/framework.

Kecuali tiba-tiba project yang saya kerjakan menjadi sangat populer seperti twitter/facebook, tidak penting buat saya apakah teknologi yang saya gunakan cuma bisa menangani 10 req/s atau bisa 1000 req/s. Buat apa juga aplikasi yang kita buat bisa menangani 100ribu req/s kalau tidak selesai karena kita gak menikmati mengerjakannya? :)